eu68888


Jumat, 02 April 2010

MOTOR STATER

Funsi dan Prinsip dasar system stater

2.1.a Fungsi motor stater
Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
- Tekanan kompresi
- Gesekan pada semua bagian yang bergerak
- Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
2.1.b. Prinsip dasar motor stater
Pada kumparan yang dialiri arus listrik , maka pada inti kumparan itu akan timbul medan magnet. Motor stater terdiri dari kumparan jangkar ( armature coil) yang ujungnya terdapat komutator , kumparan medan ( field coil ) yang terdapat inti besi yang mampu berubah menjadi magnet karena pengaruh aliran listrik yang diberikan.
Field coil dan armature coil dirangkai secara seri dan dihubungkan dengan arus baterai melalui komutator, maka pada armature coil akan berubah menjadi magnet dan pada field coil juga akan berubah menjadi magnet . Magnet dari inti kumparan tersebut sama , makaakan saling menolak . Hal ini akan dapat menghsilkan putaran pada armature coil . Armature coil tersusun dari beberaapa kumparan , maka putran yang dihasilkan akan menjadi besar,. Dengan demikian kemampuan putar dan tingginya tingginya putaran motor stater ditentukan oleh beberapa factor meliputi :

- Besarnya gaya magnet pada field coil.
- Besar arus listrik yang mengalir pada kumparan .
- Banyaknya kumparan pada armature coil .
Untuk menghaasilkan putaran yang tinggi sekarang banyak dikembangkan motor stater dengan empat buah sikat arang yang dihubungkan ke armature coil dari number arus yaitu dua sikat positif dan dua sikat negatif.
2.2. Komponen motor stater
Motor stater terdiri dari beberapa komponen meliputi :
2.a. Yoke core dan Pole core
Berfungsi sebagai tempat mengikat pole core yang dibuat dari besi / logam bebrbentuk silinder dan sekaligus merupakan rumah armature. Sedangkan pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan merupakan medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Pada umumnya setiap stater mempunyai 4 buah pole core yang diikatkan pada yoke dengan di sekrup.
2. b. Field Coil
Berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada stater. Field coil disambungkan secara seri dengan armature coil, agar arus yang melewati field coil juga mengalir ke armature coil.
2. c. Armature Coil
Tersusun dari armature core, armature shaft, komutator, armature coil dan bagian lainnya. Pada armature coil ini akan dapat mengubah energi listrik menjadi magnet dan diubah menjadi energi gerak putar pada poros armature.
d. Gigi Pinion dan Over Running Clutch
Berfungsi sebagai penghubung putaran poros armature dengan gigi fly wheel sehingga putran armature shaft dapat dipndahkan ke poros engkol sehingga mesin dapat melakukan langkah kerja .
Overunning clutch berfungsi untuk mencegah terjadinya putaran yang berlebihan pada motor stater. Karen putarn mesin setelah hidup akanmelebihi putaran motor stater .
2. e. Driver lever
Berfungsi untuk mendorong gigi pinion kearah gigi fly wheel agar dapat berkaitan dan juga menarik gigi pinion untuk terlepas dari fly wheel.l
2. f .Sikat-sikat
Motor stater biasanya dilengakpi dengan 4 buah sikat , dua buah di ikatkan pada pemegang yang diisulator dan disambungkan dengan armature coil melalui comutator . Sedangkan yang dua sikat diikat pada pemegang yang dihubungkan dengan masa bodi motor stater.
2.g. Magnetic Switch
Magnetic switch merupakan komponen motor stater yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari baterai ke motor stater dengan kemagnetan. Magnetic switch terdiri dari solenoid, inti magnet,plunger, pegas pengembali, kontak plat dan terminal .
Selenoid terdiri dari dua kumparan yaitu, kumparan yang berfungsi sebagai penarik (pull in coil) dan kumparan yang berfungsi sebagai penahan (hold in coil). Dan kedua kumparan ini akan menggerakkan plunger sehingga kontak plat akan menghubungkan antara terminal 30 dengan terminal C, serta menarik drive lever sehingga menghubungkan gigi pinion dengan fly whell. Pada solenoid terdapat 3 terminal, meliputi terminal 50, terminal 30, dan terminal C.
2.3. Cara Kerja Motor Stater
a. Pada saat kunci kontak posisi On / ST.
Maka arus battery mengalir melalui hold in coil ke massa, dan dilain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama.
Dari kejadian ini kontak plat (plunger) akan bergerak ke arah menutup main switch sehingga drive lever bergeraek menggeser stater clutch (gigi pinion) ke arah posisi berkaitan dengan ring gear (fly whell).
Battery  Terminal 50  Hold in coil  Massa
Battery  Terminal 50  Pull in coil  Field coil  Armature  Massa
b. Pada saat giigi pinion berkaitan penuh (terminal 30 dan terminal C berhubungan)
Pada saat solenoid timbul gaya magnet dan plunger bergerak sehingga kontak plat menghubungkan terminal 30 dengan terminal C motor stater maka terjadi aliran arus dari battery  terminal 30  solenoid  kontak plat  terminal C motor stater. Pada kumparan pull in coil kemagnetannya hilang karena massa pull in coil dirangkai dengan terminal C motor stater, sehingga pada kumparan pull in coil tidak terjadi beda potensial sehingga pull in coil tidak bekerja, sedang pada hold in coil masih terjadi kemagnetan yang berfungsi untuk mempertahankan posisi plunger untuk tetap menahan kontak plat berhubungan dengan terminal C dengan terminal 30, sehingga motor stater tetap mendapat arus dan terjadinya putaran pada motor stater.

c. Pada saat stater switch Off
Sesudah stater switch ke posisi off ,dan main switch dalam keadaan belum membuka ,maka aliran arusnya sebagai berikut
Baterai  teminal 30  majn switch  terminal C
Field  armature  massa
Oleh Karena stater switch OFF maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dar terminal C , sehingga aliran arus menjadi:
Baterai  terminal 30  main switch  teminal C 
Pull incoil  Hold in coil  massa
Karen arus pullin coil dan hold in coil berlawanan maka gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan maka arah gaya magnet yang dihasilkan juga berlawanan seshingga keduanya saling menghapuskan , hal ini mengakibatkan kekuatan pegas pengembali dapat mengembalikan kontak plat keposisi semula.dengan demikian drive lever menarik stater clutch dan gigi pinion terlepas dari perkaitan fly whell.
2.4. Identifikasi dan gangguan pada system stater.
a. Pada saat kunci kontak diputar keposisi STAR motor stater tidak bekerja .
Gigi pinion tidak bergerak keluar dan motor stater tidak bekerja.
Lakukan tes pada kendaraan
Gangguan semacam ini biasanyaterdapat pada kelistrikan yang berhubungan dengan terminal 50, atau pada motor stater.
Periksa tegangan baterai - Lakukan pengisian atau pemgantian baterai
Terlalu rendah
Periksamtegangan terminal 50 - Periksa sirkuit kunci kontak dan bagian yang rusak
Terlalu rendah
Tes kemampuan motor stater  Perbaiki motor stater
Tidak baik
b. Kunci kontak diputar posisi STAR ,menyebabkan gigi pinion bergerak
Kelluar dengan suara KLIk ,tetepi motor stater tetap diam atau tidak bergerak.Permaslahan seperti ini biasanya terdapat pada motor stater
Mesin itu sendiri atau sampai pada system kelistrikan sampai keterminal 30 .
Periksa tahanan putaran mesin  Perbaiki
Baik Terlalu tinggi
Lakukan pemeriksaan pada kendaraan
Periksa tegangan terminal baterai  Lakukan pengisian atau ganti baru
Baik Terlalu rendah
Periksa tegangan terminal 30  Periksa kabel stater dan perbaiki atau ganti baru
Terlalu rendah
Lakukan tes kemampuan motor stater  Perbaiki motro stater
c. Bila kunci kontak diputar keposisi STAR, gigi pinion akan bergerak keluar massuk berulang – ulang .Maslah ini biasanya disebabkan tegangan pada terminal 50 tidak cukup , atau kerusakan pada motor stater .


Lakukan test pada kendaraan
1. Periksa tegangan terminal baterai
3. Test kemampuan motor stater
2. Periksa tegangan terminal 50
Lakukan pengisian atau ganti baterai
Periksa sirkuit kunci kontak dan perbaiki atau ganti bagian-bagian yang rusak
Perbaiki motor stater

d. Motor staater terus bekerja meskipun kunci kontak telah dkembalikan ke posisi ON dari START . Masalah ini biasnya sumbernya terdapat pada kunci kontak atau relay stater.
2.5. Membongkar dan memperbaiki motor stater
Langkah pembongkaran dan perbaikan pada motor stater dapat dilakukan dengan mullai membuka bagian berikut :
a. Lepaskan terminal C magnetic switch
b. Lepaskan magnetic switch dan plunger dengan drive lever.
c. Lepaskan end frame
 Lepaskan sekrup dan bearing cover
 Dengan menggunakan feeler gauge , periksa celah dorong armature shaft antara lock plate dengan end frame.
 Lepaskan brush dan brush holder dengan tang lancip.
 Celah dorong : 0,05 -0,06 mm .
 Pastikan pengukuran ini kembali setelah selesai merakit.

d. Lepaskan armature shaft beserta over running clutch dari drive housing dan yoke.
e. Lepaskan stater clutch
- Dengan mengunakan obeng ,dorong stop collar masuk ( mengarah kedalam)
- Dengan menggunakan obeng , lepaskan snap ring.
- Lepaskan stop collar dari armature.

A. Pemeriksaan armature coil
-Ground tes ( pengetesan hubungan kemasa / bodi )
Dengan mengunakan alat pengetes armature atau circuit breker twster, periksa komutator dan inti coil armature .jika ada hubungan dengan massa bodi harus diganti.
- Pengetesa hubungan singkat
Lletakan armature diatas tester ( glower) lalu letakan mata gergaji pada inti armature sementara armature di putar .Jika mata gergaji tertarik atau bergetar , berarti ada hubungan singkat .
- Pengetesan sirkuit terbuka
Dengan menggunakan alat pengetes armature atau circuit tester ,periksa periksa hubungan antara segmen . Jika tidak ada hubungan pada segala titik ,berartiuterdapat kebocoran .

B.Pemeriksaan komutator
- Periksa permukaan yang kotor atau terbakar .
Perbaikan dengan menggunakan amplas atau bubut bila perlu.
- Periksa kedalam mika
Kedalaman mikla : STD : 0,45 – 0,75 mm
Limit : 0,2 mm
- Jika kedalaman mika kurang dari limit , perbaiki dengan mata gergaji.
Haluskan pinggirnya menggunakan mata gergaji.
Gunakan kertas amplas # 400 untuk memmbersihkan serpihan bram.
- Peiksa kelonjongan ,perbaiki dengan di bubut bila melebihi limit
Limit : 0,005 mm

- Periksa diameter komutator, jika dibawah limit armature harus dig anti.
STD : 30 mm
Limit :28 mm

C. Pemeriksaan coil medan
- Pengetesan kebocoran .
Periksa hubungan antara kabeltimah dan coil medan . Jika tidak ada hubungan berarti terdapat kebocoran pada coil medan dan coil harus dig anti.
- Ground test.
- Periksa hubungan antar ujung coil medan dengan bodi . jika ada hubungan maka coil medan harus diperbaiki atau diganti.

- Pemegang sikat.
Periksa insulator antara pemegang sikat negative (-) dan positif (-). Pemegang sikat harus diperbaiki atau diganti jika ada hubungan.

- Sikat
Ukur panjang sikat dang anti jika dibawah lmit.
Panjang sikat STD : 13,5 mm
Limit : 9 mm

- Ukur beban pegas sikat dengan pull scala jika dibawah standar harus diganti
Beban : 1,5 – 2,0 kg

i. Peemeriksaan magnetic switch - Tekan plunger lalau dilepas , Plunger harus berputar balik dengan segera
setelah dilepaskan keposisi semula.

- Periksa kebocoran pull in coil .
Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dengan terminal C.

- Pengetsan kebocoran hold in cooil .
- Periksa kemungkinan terdapat hubungan antara terminal 50 dan bodi switch.
2. 6. Pengetesan kemampuan kerja motor stater .
Jepitlah motor stater pada ragum untukmencegah hal-hal yang tidak di
Inginkan.
a. Hubungkan stater pada baterai seperti pada gambar.
Bagian positif (+) : (+) Baterai --- ( +) Ammeter +
(-) Ammeter - Terminal 30
Bagian negative (-) : (-) Baterai - Bodo stater

b.Hubungkan terminal 50 . Jika stater berputar dengan halus dengan meloncat keluar serta mempergunakan arus kuaranng dari spesifikasi berarti dalam keadaan baik.
Arus spesikasi : 0,6 kw kurang dari 55 A pada 11 V
0,8 kw kurang dari 50 A pada 11 V
c. Pengetesan switch mgnet . - Setiap pengetesan dilakukan dalam waktu 3-5 detik.
- Lepaskan terminal C
- Pull in tes
Hubungkan switch magnet dengan baterai seperti pada gambar.
Bagian negative :
(-) Baterai  bodi stater dan terminal C
Bagian positif : (+) Baterai  terminal 50
Jika pinion menonjol , pull dalam keadaan baik.

- Hold in test .
Lepaskan terminal C . Pinion harus masih dalam keadaan menonjol.

- Tes kembalinya gigi pinion
Lepaskan kabel negative dari switch bodi dan periksa bahwa gigi pinion dapat tertarik masuk .

ABS (Anti-Lock Braking System)

ABS selama ini dianggap sebagai system rem tercanggih dan teraman

Bagi para pemilik mobil yang dilengkapi dengan rem yang menggunakan ABS (Anti-lock Braking System) selayaknya menguji kinerja rem tersebut. ABS selama ini dianggap sebagai system rem tercanggih dan teraman. Akan tetapi belakangan ini muncul keraguan, karena berdasarkan hasil survey penelitian mobil ber-ABS, mempunyai kemungkinan mengalami kecelakaan fatal 65% ketimbang mobil dengan rem biasa. Untuk lebih aman ada beberapa tips pemakaian ABS :

1. Pada situasi pengereman darurat, tekan pedal rem sedalam mungkin dan jangan pernah dikendurkan. Pedal semakin bergetar semakin baik.

2. Bantu pengereman dengan mengendurkan gigi persneling secara bertahap. Contoh dari 4 ke 3 lalu ke 2, karena penurunan drastis berakibat over-rev jika rpm masih tinggi.

3. Jangan mengocok pedal karena mengurangi kemampuan ABS.

4. Tetap jaga jarak aman dengan kendaraan di depan, karena ABS pada dasarnya tidak membantu mengerem lebih cepat. ABS hanya membantu mobil bisa dikendalikan saat darurat.

5. Pada kondisi darurat, arahkan mobil ke sisi jalan yang tak dipakai mobil lain untuk mendahului dengan gerakan mantap.

6. Setir tidak perlu terlalu banyak diputar. Hal ini bisa mengakibatkan selip. Pengendalian yang mantap lebih menjamin keselamatan karena rem ABS dirancang antiselip.

7. Jangan percaya diri berlebihan dengan memacu mobil berkecepatan tinggi atau tidak menjaga jarak aman mengemudi. Tetaplah mengemudi dengan sikap yang wajar demi keselamatan diri sendiri dan penumpang di mobil anda.

Kamis, 01 April 2010

SISTEM REM


SISTEM REM

Navigation: Main page » Mobil - Fungsi dan Kegunaan

Print this page Submit article

Comment article

Author: Ridwan

Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan

dapat memparkir kendaraan di tempat yang menurun.

sistcm rem hidrolik,

dasar kerja pengereman

Rem bekerja dengan dasar

pemanfaatan gaya gesek

Tanaga gerak putaran

roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.

Pengereman pada roda dilakukan dengan cara menekan

sepatu rem yang tidak berputar

terhadap tromol (brake drum)

yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan

Tenaga gerak kendaraan akan dilawan oleh tenaga

gesek ini sehingga kendaraan dapat berhenti.

Macam-macam rem

Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan segai berikut :

a)Rem kaki, digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Menurut mekanismenya rem kaki dibedakan lagi menjadi :

Rem hidrolik

Rem pneumatik

b) Rem parkir digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

c) Rem pembantu, digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang

digunakan pada truk dan kendaraan berat.

Rem hidrolik

Rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan. Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini

ditunjukkan pada

Ini merupakan penggambaran secara

sederhana dari yang ditunjukkan pada gambar 3.33 di muka.

Master silinder

Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).

Cara kerja master silinder

Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan

pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada

waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan

tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet

untuk membuka katup

Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke

belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena

adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup

outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan

mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat

mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder,

hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem. Sementara itu

tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja

membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa

untuk masuk kembali ke master silinder

Boster rem

Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).

Boster rem

ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada

juga yang dipasang terpisah.

memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.

Cara kerja boster rem

Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka

sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar

Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston

mengaklbatkan torak terdorong ke dapan

(lihat

Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan

dengan torak pada master silinder.

Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan ber

hubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum

yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak

piston ke posisi semula.

Katup pengimbang

Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang

Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional). Alat ini

bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder

roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih

kecil daripada daya pengereman roda depan.

model katup pengimbang

penempatan alat ini dalam sistem rem pada gambar 3.33 di atas).

Rem model tromol

Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan

dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam

yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol

ini ditunjukkan

yaitu backing plate, silinder roda, sepatu

rem dan kanvas, tromol, dan mekanisme penyetelan sepatu rem.

1) Backing plate

Backing plate

dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.

Silinder roda

Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk

dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem

(tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:

a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua

arah

b) Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu

arah

Sepatu rem dan kanvas

Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk

kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil). Lihat

4) Tromol rem.

Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat

dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.

memperlihatkan salah satu tipe tromol

rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini

bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.

Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak,

sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan)

dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret

searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut

leading shoe.

Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebagai

trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan

mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailling

shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur

keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama. .

e. Rem model cakram

Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang

dapat berputar bersama-sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada

dan contoh konstruksinya diperlihakan pada

Link exchange

Exchange links with our website

Ganti Stoplamp Model LED Untuk Suzuki Skywave

Stoplamp mati? Weeits...jangan sampai deh, bisa-bisa malah celaka gara-gara tersundul motor dari bel...

Sistem penyalaan

Sistem penyalaan adalah salah satu sistem pada motor yang sangat penting untuk diperhatikan. sistem ...

Tips supaya tidak kena tilang

1.bila anda belum mempunyai sim dan bila pergi jauh hendaklah mencari jalan yang aman atau jarang...

Copyright 2008-2009 otomotif.web.id . Situs ini untuk semua pengguna dan pemilik Mobil dan Sepeda Motor

Artikel dan komentar merupakan tulisan dan sumbangan dari sesama user dan pengunjung, pergunakan dengan resiko sendiri

Klik tombol "Submit article" untuk memasukan artikel baru

Otomotif - Mobil - Sepeda Motor - Fungsi dan Kegunaan - Perawatan - Perbaikan - Pemasangan - Merakit - Tips & Trik

Automotive - Car - Cars - Motorbike - Auto parts - Auto care - Auto repair

MEMBACA SPESIFIKASI BAN

skip to main | skip to sidebar


  

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSnLhEci9ndkVME_Gus1F9rviibDRrQrNuSmPZjFbBYQqnyIfcZT5NexPs1S4IT-V3NOY4gDP5AkVd7Bcr3NOrb6YALRu5nPy3oooAK_GRrZGukYn-Dj5buXl0pW66wsVchu2AWsqm-yhB/s320/skema_ban.jpg
Cara mengetahui spesifikasi ban cukup mudah. Coba perhatikan sisi ban. Pada setiap jenis ban akan tertulis sejumlah angkat atau huruf yang sebenarnya telah menjelaskan secara mendetil karakteristik ban. Misalnya, pada di ban mobil tertulis 205/65R15 92H.

Apa yang tertera di samping ban dapat dikategorikan sebagai berikut :

.
1. Angka 205 merupakan petunjuk lebar penampang ban. Semakin besar ukuran penampang ban, semakin besar pula telapak ban.

2. Angka 65 R merupakan petunjuk mengenai ketinggian ban diukur mulai dari pelek hingga penampang ban yang menempel pada jalan. Semakin besar angkanya maka semakin tebal pula dinding ban jika dilihat dari samping luar (jika diukur dari pelek)
3. Angka 92 H menunjukkan kecepatan minimum dan juga maksimum ban. Semakin besar tingkatakn angka yang ditunjukan maka semakin besar pula kekuatan ban terhadap kecepatan tertentu.

Untuk angka terakhir yang disebutkan ada sedikit penjelasannya. Dalam dunia ban, pihak produsen biasa mencantumkan kode standarisasi kecepatan ban. Ada beberapa klasifikasi kecepatan yang dicantumkan pada setiap jenis ban, klasifikasi tersebut adalah :


1. TR, Ban jenis ini mampu digunakan untuk kecepatan kendaraan sekitar 100 Km/jam.

2. HR, Ban jenis ini mampu digunakan untuk kendaraan yang melaju dengan kecepatan 210 Km/jam.

3. VR, Ban jenis ini dapat digunakan pada kendaraan yang mampu melaju pada kecepatan 260 km/jam

4. ZR, kode tersebut menunjukkan bahwa ban jenis ini mampu digunakan pada kendaraan yang mampu melaju pada keceparan 340 km/jam.

Sebagai infomasi tambahan, bagi yang suka pergi jauh tak ada salahnya ban diberi sedikit cairan penambal.

Dengan cairan tersebut, maka dijamin ban akan semakin aman. Sebab fungsi cairan penambal tersebut yakni merekatkan kembali bagian ban yang tertusuk benda tajam. Bahkan ada sejumlah bengkel mengatakan bahwa untuk jenis paku dengan panjang 10 mm yang menusuk pada ban dapat tertahan. Oiyah, jika merasa takut cairan tersebut akan merusak bagian dalam ban, tak perlu khawatir justru cairan tersebut melindungi bagian dalam ban sekaligus melindugi pelek Anda dari goresan.

SISTEM KEMUDI

skip to main | skip to sidebar


 

1. Cara Kerja Sistem Kemudi

Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi) diputar, steering coulomn (batang kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda gigi kemudi).

Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen puntir yang lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage. Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan. Jenis sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah model recirculating ball dan pada kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model rack dan pinion. Agar sistem kemudi sesuai dengan fungsinya maka harus memenuhi persyaratan seperti berikut :

o Kelincahannya baik.

o Usaha pengemudian yang baik.

o Recovery ( pengembalian ) yang halus.

o Pemindahan kejutan dari permukaan jalan harus seminimal mungkin.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV65I1N4qYFNStxWdZnH5KnLtCYGKHtrkjrLCzsqW6_BheG4WlyO8wBTd942UQiLWwiLnzhhmDFQZeHhYoAmNHchjUpMRd1u4UEuMWeTU-4Jv7FNr0b3GkaQK-Jgrw_4eHreneN0FgBdhl/s320/image003.jpg

1. Steering wheel
2. Steering coloumn
3. Steering gear
4. Pitman arm
5. Idle arm
6. Tie rod
7. Relay rod
8. Knuckle arm
Gambar: 1. Sistem kemudi model Recirculating ball


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2Yl7q5aM4o5ZrNFDiKodJwY7VYtEn2u4jBAnFJaHYahOu1H7wClA31jvT3btoWhNFusp3m_89MikOEPVvzpGMDYoOzn14bCpA3gRjorySDsbHC6bSIUgOcxw-EhuPf5eDagPXF7rsNrKb/s320/image005.gif

1.Steering wheel

2.Steering coulomn

3.Universal joint

4.Housing steering rack

5.Booth steer

6.Tie rod
Gambar 2. Sistem kemudi model Rack dan pinion



2. Konstruksi Sistem Kemudi

Pada umumnya konstruksi sistem kemudi terdiri dari tiga bagian utama yaitu :



a. STEERING COULOMN.

Steering coulomn terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran steering wheel ke steering gear dan coulomn tube yang mengikat main shaft ke body.Bagian ujung atas dari main shaft dibuat meruncing dan bergerigi sebagai tempat mengikatkan steering wheel dengan sebuah mur pengikat.

Bagian bawah main shaft dihubungkan dengan steering gear menggunakan flexibel joint atau universal joint yang berfungsi untuk menahan dan memperkecil kejutan dari steering gear ke steering wheel yang diakibatkan oleh keadaan jalan.

Steering coulomn harus dapat menyerap gaya dorong dari pengemudi dan dipasangkan pada body melalui bracket coulomn tipe breakaway sehingga dapat bergeser turun pada saat terjadinya tabrakan.

Pada kendaraan tertentu,steering coulomn dilengkapi dengan :

Ø Steering lock yang berfungsi untuk mengunci main shaft.

Ø Tilt steering yang berfungsi untuk memungkinkan pengemudi menyetel posisi vertikal steering wheel.

Ø Telescopic steering yang berfungsi untuk mengatur panjang main shaft,agar diperoleh posisi yang sesuai.



b. STEERING GEAR

Steering Gear berfungsi untuk mengarahkan roda depan dan dalam waktu yang bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen agar kemudi menjadi ringan.

Steering gear ada beberapa type dan yang banyak di gunakan adalah type recirculating ball dan rack and pinion.

Berat ringannya kemudi ditentukan oleh besar kecilnya perbandingan steering gear dan umumnya berkisar antara 18 sampai 20:1. Perbandingan steering gear yang semakin besar akan menyebabkan kemudi semakin ringan akan tetapi jumlah putarannya semakin banyak, untuk sudut belok yang sama.




a) Tipe Recirculating Ball
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsTpJ6cFxBK_bjNixn1k8jF_7QN0R1vvwTd30M3OuKgXrKey1MQpGkgHysQNkLjUyeHmt5Ul4HVjTbAiob6TOs5T8GSC1iGSzO2nrWKpYZxacjrCoE_MZguSAGYa0VzLMqooC7LDBab1_s/s320/image007.gif
Gambar 3. Steering gear tipe recirculation ball

Cara kerja :

Bila roda kemudi diputar, maka gerakan ini diteruskan ke worm shaft/poros cacing, sehingga Nut (mur) kemudi akan bergerak mendatar kekiri atau kanan. Sementara nut bergerak, sektor shaft juga akan ikut berputar menggerakkan pitman arm yang diteruskan ke roda depan melalui batang-batang kemudi/steering linkage.

b) Tipe rack and pinion
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNlrteGAjDD77F34MVEyAeB12vn21qJU9pKxK7L1C8NJbhYy4o9BhjCsvdLNApXJhhm9W-XD86T3Mr0pXEFiWYDt8J1F5wJeaKmmuaZbR1q5qC-on-qG26oLfSm5ipO1URDI8d5I4ISYB5/s320/image009.gifGambar
3. Steering gear tipe recirculation ball


1. Ball joint

2. Tie rod

3. Pinion

4. Rack

5. Karet Penutup (Booth)

6. Joint Peluru
Cara kerja :

Bila roda kemudi diputar, maka gerakan diteruskan ke roda gigi pinion. Roda gigi pinion selanjutnya akan menggerakkan roda gigi rack searah mendatar. Gerakan rack ini diteruskan ke steering knuckle melalui tie rod sehingga roda membelok.



c) Steering linkage

Steering linkage terdiri dari rod dan arm yang meneruskan tenaga gerak dari steering gera ke roda depan. Gerakan roda kemudi harus diteruskan ke roda-roda depan dengan akurat walaupun mobil bergerak naik turun. Ada beberapa tipe steering linkage yaitu :







1) Steering linkage untuk suspensi rigid

Steering linkage tipe ini terdiri dari pitman arm, drag link, knuckle arm, tie rod dan tie rod end. Tie rod mempunyai pipa untuk menyetel panjangnya rod.



2) Steering linkage untuk suspensi independence.

Pada tipe ini terdapat sepasang tie rod yaitu yang disambungkan dengan relay rod (pada tipe rack dan pinion, rack berfungsi sebagai relay rod. Untuk menyetel panjangnya rod, maka dipasangkan sebuah pipa diantara tie rod dan tie rod end.

KOPLING GESEK

skip to main | skip to sidebar


Kopling Gesek

Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya. Kopling hidrolis banyak dipergunakan pada kendaraan dengan transmisi otomatis. Proses kerjanya memanfaat-kan tekanan hidrolis, dan pemindahan dari satu kopling kekopling yang lainnya, dilakukan dengan mengatur aliran hidrolisnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrK_H5DCtDB6NaJpjXgJjAbHNWQ8flaRGnFcuVFtUKeXjsceuo36qusIwhsayeEl-WAw79fRsyGccZVxzciF6Eba6Fh1JREaeTgTqYxiHng40ROqSuvZAZAeRhxOaX4fbiEcGSFv1qUyBE/s320/32.jpg



Berdasarkan skema rangkaian tersebut, kini terlihat fungsi utama kopling adalah memutus dan menghubungkan jalur tenaga dari mesin ke roda kendaraan. Proses perpindahan tenaga, poros engkol ( crank s haft) memutar drive disc dalam kopling. Selama piringan/disc yang lain (driven disc) tidak
berhubungan dengan drive disc, maka tidak ada tenaga/torsi/ gerak yang ditransfer dari mesin ke pemindah daya. Atau kopling dalam kondisi bebas.

Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka drive disc akan memutar driven disc yang berhubungan dengan poros input transmisi. Sebagai hasilnya, torsi/gaya putar dari mesin ditransfer melalui kopling ke komponen pemindah daya yang lainnya hingga ke roda penggerak. Saat kedua disc bersinggungan, dan saling berputar bersama dapat diilustrasikan dalam gambar 3 berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdjKPHE3IvVuUxgifheXJAjMDzVMqoaRdoRdXm9A5WD97m8PzqZfMJSr4YcBkRV9kUVAsMTPdrie2hmhcUS9eN302l8suOhEu2idvYGnPFOUXqsEiyzPVENH-tDW1Z7ZiT8ZcZVbK_7ni2/s320/41.jpg
Pada prakteknya, saat menghubungkan kopling, yaitu disaat bersamaan melepas pedal kopling, tidak dilepas langsung namun sedikit demi sedikit hingga terhubung. Proses ini untuk menghindarkan terjadinya kejutan saat kedua berhubungan. Sebab bila kedua piringan tersebut, berhubungan secara
langsung tentu akan terjadi kejutan gerak pada kendaraan, dan ini sering dialami oleh pengemudi pada pengalaman pertamanya melepas pedal kopling, hingga mobilnya bergerak tersendat-sendat. Jadi dengan melepas kopling sedikit (kalau istilah masyarakat setengah kopling), terjadi perpindahan tenaga melalaui gesekan plat kopling. Dengan kata lain, perpindahan tidak terjadi sekaligus.

Macam-macam Kopling Gesek.

Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak digunakan pada kendaraan ringan. Pada kendaraan roda empat menggunakan jenis kering dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor, menggunakan jenis basah dengan plat ganda. Perbedaan kopling basah dan kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas untuk jenis kering, dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.

a). Kopling gesek pelat tunggal.

Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk rangkaian kopling/ kopling set (clutch assembly). Seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjajXH70LW63V6k8FRYoofgq8iYUlHmVGh7zixdxay9SQ5WkkmGqiNPutPXBkz4DKjEjFbbZ775gEVAVYldqECXEW_ZTzwGVAlZf6P4kOWIrRcfcYikWUA2mUqSGq9p0SIl53JRsWnjV-R/s320/51.jpg
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1) Driven plate

(juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc/piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya
dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwSFRJybRHYh3u-t8BFDpft3F_PReRfdxh3cl1HpyPv3v6czfrKDQfEY9Uik-ChokfHqhlub-elLK1UM7vmBenpUL2C-LPCF4NmFUs3X4JeF1iNdktAPP6oLlbkOD7jCPimnm2Frtw9L_T/s320/61.jpg

Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :

* Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
* Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kanvas kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan menampung dan membuang debu yang terjadi.

* Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk bergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.

* Dapat mencengkeram dengan baik.

Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam bentuk pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga disebut dengan pegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 7 berikut ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbhVdgYTzAmqJN7VRDl7kqtQQl-3IkDL18jsvv5z6x5B8cTs01hxjHyAvPjRydWYu7bDYxTsFKg6n_En94pf_MpK-OeqzzCDOh5ytYlPV-4RW7M7usIfiLtNhSdz1J3Up0tlm1c58pDg3N/s320/72.jpg
Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat kopling terhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang halus, dan juga
getaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu maka pegas radial harus mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat kopling memiliki elastisitas yang baik. Namun demikian karena penggunaan yang terus menerus, maka pegas radial dapat mengalami kerusakan. Untuk y ang dalam bentuk karet, kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi
atau pecah. Sedangkan yang pegas ulir, kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukan dengan ter-jadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan menimbulkan suara.

Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas aksial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 8 berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNhyphenhyphenoJskDUGQ7B7lAMW22jD3giN5Uoa1EaVWZ3NY6qNVnETRmTw05r7nRQGJ6gzcspfo31QQykqEc8tTMaXwQRTW4u3oTUCiFH-0fXqygHvW7vD7NiCyraPIlBvBqOFfL0PB86w-2bJrSH/s320/81.jpg

ariahttp://www.blogger.com/img/icon18_email.gifhttp://www.blogger.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

PRINSIP DASAR ENGINE

 

MOTOR BAKAR

PENGERTIAN DASAR

 

 


Pendahuluan

Motor penggerak mula adalah suatu motor yang merubah tenaga primer yang tidak  dapat diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam bentuk tenaga mekanis.

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 


Text Box: • Aliran cairan/gas• Tekanan cairan/gas• Panas• Listrik• Kimia

 

Tenaga yang dihasilkan
 

 

 

 

 

 

 


Motor penggerak mula

Contoh-contoh :

Motor penggerak mula

Jenis tenaga primer

·         Turbin air

·         Mesin uap

·         Motor bakar

·         Kincir angin

·         aliran air

·         aliran uap akibat pembakaran

·         Kimia bahan bakar

·         aliran angin

 

 

 

Prinsip pengubahan tenaga pada motor penggerak mula

 

Motor penggerak mula 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


·         Tenaga Primer tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

·         Jumlah tenaga primer yang dimasukkan pada suatu motor selalu sama besar dengan jumlah tenaga yang dihasilkan ( out - put )

·         Tenaga primer yang tidak akan pernah dapat diubah 100% menjadi tenaga mekanis. Sebagaian tenaga primer akan dikeluarkan dalam bentuk lain seperti panas. Gas buang, pendinginan, gesekan & Radiasi bagian tenaga yang tidak dapat diubah menjadi tenaga mekanis dinilai sebagai kerugian pada proses pengubahan tenaga.

 

 

 

 

 


h selalu lebih kecil dari 100%

 

Contoh : Pada Motor Bensin, Tenaga Primer 100%. panas/kalori hasil pembakaran hanya akan menghasilkan rendemen/effisiensi sebesar kurang lebih 30%. Sedang yang lain hilang. Karena terbawa gas buang 30%, diserap oleh sistem pendingin 30%, akibat gesekan dan radiasi 10%.

 

 

 

Prinsip pengubahan tenaga pada motor bakar

 

Motor bakar adalah pesawat pengerak mula yang mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga panas ( kalor ) dengan jalan pembakaran, panas tersebut selanjutnya di rubah menjadi tenaga mekanik

 

Proses pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik pada motor bakar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                 

 

 

 

 

 

 

 

Mekanisme Engkol : berfungsi merubah gerak translasi torak ( gerak bolak-balik

 torak) menjadi gerak putar pada poros engkol.

 
 

 

 

 



Macam-macam motor bakar pembakaran dalam

 

1.    Motor torak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sifat – sifat yang menonjol

·        Gerak Translasi / gerak bolak-balik torak dirubah menjadi gerak putar poros engkol.

·        Untuk mengurangi getaran, jumlah silinder dapat dibuat lebih dari Satu.

·        Digunakan pada motor 2 tak dan 4 tak baik motor Bensin maupun Diesel


2.    Motor Wankel

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Sifat-sifat yang menonjol

·        Gerakan torak berotasi ( berputar )

·        Pengisian, kompresi dan pembuangan diatur oleh torak

·        Lebih ringan

·        Getaran kecil

·        Jarang digunakan dan tidak diproduksi secara massal

 

Contoh  :  Mazda RX-7

 Mercedes Benz


3.  Turbin gas

 

 

 

 

Sifat – sifat yang menonjol

·        Semua bagian berputar, sehingga getaran kecil

·        Pembakaran berlangsung secara terus menerus

 

Penggunaan : Pesawat terbang, penggerak generator listrik

 

 

 

 

 

 

Macam – macam konstruksi motor torak

 

a.    Motor 2 Tak (Bensin)

 

Sifat sifat yang menonjol

·        Pendinginan dengan udara, getaran sirip keras

·        Pelumasan silinder dengan mencampurkan oli kebahan bakar

·        Pengisian, pembilasan, kompresi dan pembuangan lewat saluran-saluran diatur oleh torak

·        Pembetukan campuran bahan bakar diluar silinder

·        Penyalaan dengan sistem pengapian
Motor 2 Tak Diesel

 

 

 

Sifat –sifat yang menonjol

1.     Pendingin dengan air pendingin

2.     Pembilasan memanjang

3.     Memerlukan katup buang

4.     Pengisapan dan pembilasan dijalankan oleh kompresor yang langsung menekan udara ke dalam silinder

5.     Pelumasan tekan

6.     penyalaan dengan penyalaan diri

 

Penggunaan  :  Kapal laut, Kereta api

 


b.    Motor Otto ( Bensin 4 Tak )

 

 

Sifat-sifat yang menonjol

·        Pendinginan dengan air pendingin

·        Pelumasan silinder dengan semprotan oli atau percik ( dengan sistem panci, sirkulasi tekan oleh pompa oli )

·        Pengisian, kompresi, pembuangan diatur oleh mekanisme katup

·        Pembentukan campuran bahan bakar dan udara terjadi diluar silinder

·        Pembakaran dengan sistem pengapian

 


c.    Motor Diesel ( 4Tak )

 

 

 

Sifat-sifat yang menonjol

·        Pendingian dengan air pendingin

·        Pelumasan silinder dengan semprotan oli atau percikan

·        Pengisian, kompresi, pembuangan diatur oleh mekanisme katup

·        Pembentukan campuran bahan bakar dan udara didalam silinder

·        Pembakaran terjadi dengan sendirinya

 

 

Kriteria penggolongan motor torak